Oleh: Enjum Dian Jum'ati, SP
Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan - TaPe uLi
Sabtu tanggal 4 Februari 2017 Komunitas TaPe uLi kembali memberikan pelatihan ketrampilan berbahan daur ulang sampah, di SMA Islam Dian Didaktika Cinere Depok, dalam rangka peringatan Hari peduli Sampah Nasional 2017 (HSPN 2017).
Pelatihan yang merupakan rangkaian kegiatan program OSIS ini, diikuti sekitar 50 siswa dari keĺas 10 dan 11. Dalam pelatihan ini peserta dibagi dalam 4 kelompok berdasarkan bahan daur ulang yang digunakan yaitu:
1. Ketrampilan dari bahan koran dibimbing oleh trainer Kak Heni dan Kak Lina.
2. Ketrampilan dari bahan plastik botol dibimbing Kak Lili.
3. Ketrampilan dari bahan kain perca dibimbing oleh Kak Elik dan Kak Olla.
4. Ketrampilan dari bahan bungkus kopi dibimbing oleh Kak Dyah.
Dalam pelatihan ini peserta terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan yg berlangsung selama 3 jam. Kesan yang mereka sampaikan, acara ini seru. Ada juga peserta yang menyampaikan baru sekarang mengikuti kegiatan seperti ini. Awalnya mereka melihat ini mudah dikerjakan, namun ketika mencoba membuatnya sendiri ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tetapi akhirnya mereka bisa menyelesaikan karya yang diajarkan.
Harapan dari kegiatan ini sebagaimana disampaikan Wakil Kepala Sekolah, Pratik Murwanto, agar siswa termotivasi untuk berkarya dan lebih menghargai apapun yang ada di lingkungan sekitar. Acara ditutup dengan berfoto bersama, sambil memamerkan hasil karya mereka.
Komunitas TaPe uLi mulai
melebarkan sayapnya dengan merangkul para remaja sebagai generasi penerus kita.
Semakin banyak remaja yang sadar lingkungan akan berdampak positif bagi
kelangsungan hidup bumi.
Senin, tanggal 2 januari 2017
yang lalu telah dideklarasikan Komunitas TaPe uLi Muda dengan tema 3G(Go Green Generation). Acara ini terdiri
dari beberapa sesi yang dilaksanakan dalam tiga hari.
Hari Pertama
Kegiatan berlangsung di
sekretariat TaPe uLi di awali dengan
pemutaran film sebelum acara dimulai.
Setelah pembukaan dilanjutkan
dengan pemaparan tentang latar belakang dibentuknya TaPe uLi Muda yang
disampaikan oleh pembina Komunitas TaPe uLi, Bapak Bambang Sancoko, SE. M.Si.
Dan Pengarahan tentang pentingnya peduli lingkungan dan pemilahan sampah
sebagai upaya pemberdayaan serta pengurangan volume sampah di lingkungan oleh
Ibu Madya Harmeka, S.Pd.I.
Acara bertambah seru dan meriah
dengan games. Para peserta diharuskan
untuk memilah sampah sesuai dengan kelompoknya. Selain itu, peserta juga
membuat tulisan spanduk yang bahan dasarnya juga dari spanduk bekas dan tutup
botol minuman kemasan. Spanduk ini akan dibawa pada saat fieldtrip
di hari kedua.
Tak hanya sampai di situ saja
keseruan hari pertama. Kegiatan selanjutnya deklarasi Duta 3G (Go Green Generation) dan acara ditutup
dengan Bakso party serta pemberian
hadiah pupuk organik bagi pemenang games.
Hari Kedua
Hari kedua Kegiatan Deklarasi
Komunitas Tapeuli muda 3G diisi dengan kegiatan fieldtrip (kunjungan lapangan) ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan
UPS (Unit Pengolahan Sampah) di Kelurahan Cipayung.
Semangat dan minat para peserta
tidak surut walaupun hujan turun sangat deras di pagi hari. Pada saat kunjungan,
di TPA disambut dengan ramah oleh pihak pengelola TPA dan mendapatkan sedikit
pengarahan dari Kepala TPA Depok (Bapak Iyay Gumilar, S.Ag.).
Pemandangan sampah yang
menggunung tinggi dan bau yang tidak sedap menemani para peserta. Beberapa
komentar muncul dari para peserta, antara lain dari Putri, siswi kelas 11 SMUN
6 Depok, dan Rara yang pada intinya mereka merasa prihatin melihat kondisi
sampah yang mengancam lingkungan tempat tinggal mereka dan berharap ada
perubahan pola hidup masyarakat agar dapat mengurangi debit sampah di TPA.
Acara berakhir di UPS yang masih
satu lokasi dengan TPA. Di sini para peserta melihat bagaimana proses pembuatan
pupuk organik di UPS, dimulai dari sampah organik yang dikumpulkan dari rumah
ke rumah yang sudah dipilah, dilanjutkan dengan pemilahan dan seleksi sampah
sebelum masuk ke mesin cacah. Setelah dicacah sampah kemudian ditumpuk dan
diberi tanda usia sampah mulai dari tahap pencacahan. Terdapat beberapa
tumpukan sampah sesuai dengan lama prosesnya sampai pada usia sampah yang
memang sudah siap menjadi pupuk organik dan dapat dimanfaatkan.
Kegiatan Go Green lainnya yaitu menanam menggunakan Pupuk organik.
Semangat untuk berubah dan lebih
peduli terhadap lingkungan terpancar dari wajah-wajah para peserta. Harapan
besar ada di pundak para duta 3G untuk membawa misi selamatkan lingkungan serta
menularkan semangat cinta lingkungan dimanapun dan kepada siapapun.
Hari ketiga
Hari terakhir dari rangkaian
kegiatan TePeuLi Muda bertema 3G (Go
Green Generation), ini adalah fieldtrip
ke Taman Lembah Gurame Kota Depok pada hari Ahad, 8 - 01 - 2017.
Dalam kegiatan ini para remaja duta
lingkungan diajak berdiskusi seputar upaya kampanye lingkungan yang akan mereka
lakukan. Seperti membagikan brosur bertema lingkungan, membagikan tanaman pot,
membuat aksi pilah sampah, membuat kreasi dari sampah, dan membuka taman
bacaan.
Kemudian setelah diskusi selesai,
mereka diajak untuk mengunjungi salah satu pojok taman bacaan di taman
tersebut. Mereka mendapatkan pengarahan dari Bapak Baroon Noorwendo selaku
pelopor taman bacaan di Kota Depok. Pak Baroon memberikan pengarahan mengenai
penyadaran minat baca masyarakat Indonesia yang masih minim. "Minat baca
di Indonesia itu peringkat kedua dari bawah di tingkat dunia. Kalau kalian
tanya ilmu ke saya, yang bisa saya sampaikan hanya sedikit. Tapi kalau kalian
baca langsung dari buku maka kalian akan dapatkan ilmu secara utuh"
imbuhnya kepada remaja TaPeuLi Muda.
Naah... Bisa jadi kurangnya
kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar disebabkan karena minimnya minat kita
membaca buku sehingga kurang ilmu dalam memahami berbagai masalah-masalah
lingkungan di sekitar kita.
Salam 3R : Reuse, Reduce, Recycle Video Deklarasi TaPeuli Muda 3G (Go Green Generation)
Senin, 27 Juli 2016, Bank Sampah Rubi 1 Komunitas Tangan Peduli Lingkungan (TaPe uLi) mendapat kunjungan belajar dari beberapa Mahasiswa Rusia dan Korea dalam program pertukaran pelajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).
Dalam kunjungan ini, mereka belajar bagaimana program Bank Sampah telah membantu pengurangan volume sampah yang masuk ke TPA dengan cara mengedukasi warga memilah sampah secara berkesinambungan.
Komunitas Bank Sampah senantiasa mengajak masyarakat agar melakukan pemilahan sampah dari rumah masing-masing. Sampah dari rumah dipilah menjadi tiga, yaitu organik, anorganik, dan residu.
Proses penyelesaian selanjutnya, sampah organik (60%) dikelola UPS menjadi kompos, sampah anorganik (25%) diberdayakan di Bank Sampah, dan sampah residu (15%) masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Sampah anorganik di Bank Sampah sebagian diolah menjadi produk kreatif berupa aneka macam aksesoris seperti tas, dompet, bros, gantungan kunci, taplak meja, aneka wadah serba guna, dan masih banyak lagi. Proses pembuatan dan penjualan aneka produk inilah yang diharapkan ke depan dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.
DR. Alin Halimatussa'diyah salah satu pengajar di FEUI berharap dengan kunjungan ini para mahasiswa dari luar negeri mendapatkan gambaran tentang program pengelolaan sampah berbasis masyarakat, juga salah satu upaya pemberdayaan ekonomi.
Seorang mahasiswa dari Rusia bernama Alexander ketika melihat hasil kreativitas daur ulang mengaku baru kali ini melihat hasil kreativitas berbahan baku sampah yang beraneka ragam. Ketika saya tanya, "Apakah di negara Anda menemui karya-karya seperti ini?" Dia menjawab,"Mungkin, saya belum pernah temui, saya baru pertama kali ini melihat hasil karya yang berasal dari bahan baku sampah, saat ini."
Para mahasiswa tersebut akhirnya mengerti bahwa upaya menyelesaikan permasalahan sampah menjadi tanggung jawab setiap orang yang juga sebagai produsen sampah itu sendiri.
Demikian liputan singkat ini semoga bermanfaat. Akhirnya, dalam mengedukasi masyarakat dibutuhkan kesabaran dan konsistensi, bagaimana masyarakat akhirnya memiliki habbit atau kebiasaan yg baru, dari kebiasaan mencampur sampah, kemudian sekarang memilah sampahnya.
Saya merasa senang dapat kesempatan bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman semua, harapannya semoga yang kami lakukan dapat memberi inspirasi di negara masing-masing. (editor: nurmah)
Komunitas Tangan Peduli Lingkungan (disingkat TaPe uLi) lahir pada 21 Februari 2013 sebagai wadah berkumpulnya
masyarakat yang peduli terhadap permasalahan lingkungan, khususnya pengelolaan
sampah.
Misi yang diusung adalah penyelamatan bumi dengan program pengelolaan sampah yang dimulai dari
level terkecil yaitu rumah tangga.
Program-program yang digagas antara lain Bank Sampah, pengelolaan sampah
organik, pengembangan produk kreatifitas dari daur ulang sampah, edukasi
tentang lingkungan, pengembangan kawasan peduli lingkungan, dan sebagainya.
Awal kiprah Komunitas ditandai dengan beroperasinya Bank
Sampah di 5 (lima) titik wilayah Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat. Bank Sampah merupakan program masyarakat mandiri
dalam menyelesaikan persoalan pengelolaan sampah di lingkungannya, khususnya
sampah non organik yang masih dapat didaur ulang. Bank Sampah memberi fasilitas pelayanan
kepada masyarakat dalam pemanfaatan sampah
menjadi sesuatu yang bernilai.
Program Bank
Sampah mendapat sambutan yang baik di tengah-tengah masyarakat, karena selain
memberi manfaat lingkungan menjadi bersih, juga dapat menambah
penghasilan. Hal ini dapat dilihat
dengan berkembangnya Bank Sampah hingga mencapai 60 titik/gerai, dengan total nasabah
mencapai lebih dari 5.000 yang tersebar di Kota Depok. Bank Sampah memberikan fasilitas pengelolaan
sampah yang dipilah menjadi sampah organik, sampah non organik, dan sampah
residu. Pada setiap titik Bank Sampah juga
dikembangkan produk-produk kreatifitas dari daur ulang sampah (ecocraft). Produk ecocraft ini telah sering
diikutsertakan pada berbagai event pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Depok.
Komunitas
“TaPe uLi” mengajak siapapun yang peduli lingkungan untuk merapatkan barisan dan meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian bumi ini.